Tacca palmata

Tacca palmata
freelance

Jumat, 04 Juni 2010

laporan karbihidrat..... park jei chonk

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen, dengan rasio hidrogen terhadap pksigen normalnya adalah 2 : 1 senyawa tersebut mengandung beberapa rantai “unit gula” atau “sakarida” yang masing – masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau karbon dengan atom hidrogen dan oksigen yang melekat padanya, baik sendiri – sendiri ataupun dalam kelompok (Cree, 2005).
Karbohidrat juga merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa Latin Saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n, karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantara glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyusun. Struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat, akan tetapi dalam bentuk apa karbohidrat tersebut saling bereaksi untuk itu kita melakukan praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum
– Mengetahui klasifikasi karbohidrat
– Mengetahui kandungan karbohidrat pada suatu sampel dengan beberapa uji karbohidrat
– Mengetahui sifat – sifar karbohidrat

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah suatu sumber energi yang sangat penting bagi tubuh. Namun, kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi masyarakat sekarang adalah karbohdrat olahan yang umumnya dominan gula dan tepung, tetapi miskin zat – zat penting lainnya terutama vitamin, mineral, enzim, dan serat. Karbohidrat olahan dapat menyebabkan kegemukan karena sebagian besar tidak bisa diserap, sehingga menumpuk didalam tubuh serta disimpan sebagai glikogen dan lemak tubuh (Yazid, 2006)
Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dhidrolisis dan keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen memiliki perbandingan 2 : 1 seperti molekul air, misalnya glukosa 12 : 6 atau 2 : 1; sukrosa 22 : 11 atau 2 : 1, karena perbandingan tersebut orang dulunya menduga karbohidrat merupakan penggabungan dari ”karbon” dan ”hidrat atau air” sehingga molekul ini disebut karbohidrat. Walaupun penamaan ini tidak tepat, molekul ini tetap dinamakan karbohidrat hingga sekarang (Toha, 2001).
Sebaliknya, karbohidrat alami atau yang tidak terlalu banyak diproses seperti buah – buahan, sayur – sayuran, dan biji – bijian alami (whole grains) tidak menyebabkan kegemukan karena kaya akan serat, vitamin, mineral, dan enzim, serat menyebabkan perut cepat kenyang meskipun hanya dimakan sedikit. Serat pun mengikat dan sekaligus membuang lemak dan kolesterol jahat disaluran usus. Sebaliknya enzim, vitamin, dan mineral sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat (Yazid, 2006).
Karbohdirat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat. Karbohidrat yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama energi yang dikonsumsi oleh kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen, karbohidrat berfungsi sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan karbohidrat jenis lain berperan sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifisitas pada permukaan sel hewan (Toha, 2001).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak di jumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh – tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa Latin Saccarum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau pilihidroksi keton yang mengandung unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohodrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan dialam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan, karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen (Yazid, 2006).
Detoksikasi
Detoksikasi adalah proses menghilangkan atau mengurangi sifat toksis senyawa metabolit terhadap tubuh, dan proses ini berlangsung terutama di hati. Namun tidak seluruhnya demikian, ada kalanya dihasilkan produk yang lebih toksis.
Senyawa toksis ini selain berupa hasil metabolisme di jaringan – jaringan tubuh, juga dapat berupa senyawa hasil pembusukan kbakteri di kolon yang ikut terserap.
Reaksi detoksikasi dapat berupa :
1. Oksidasi
2. Reduksi
3. Konjugasi
4. Hidrolisis
1. Oksidasi
Biasanya berupa reaksi awal yang masih diikuti oleh reaksi detoksikasi lainnya, misalnya konjugasi dengan senyawa konjugat. Misalnya :
a. Induk oksid indoksil konj. H2SO4 Indikan
b. Fenil – asam lemak
Residu asam lemaknya dioksidasi – beta sehingga :
– Bila residu asam lemak mempunyai atom C jumlahnya genap akan dihasilkan fenil – asetat ; sedangkan
– Bila residu asam lemak mempunyai atom C jumlahnya ganjil akan dihasilkan asam benzoat.
Pada manusia produk – produk tersebut selanjutnya mengalami berturut – turut sebagai berikut :
 Fenil – asetat berkonjugasi dengan glutamin membentuk fenil asetat – glutamin
 Asam benzoat berkonjugasi dengan glisin membentuk HIP PURAT
c. Benzen, mengalami
 Pemecahan inti benzen akan dihasilkan asam mukonan, atau
 Dioksidasi akan menghasilkan fenol, untuk selanjutnya fenol berkonjugasi dengan :
 H2SO4 (seperti indol, skatol, kresol) atau
 Glukuronat – beta membentuk fenil – glukuronat
2. Reduksi
Reaksi ini kurang berarti bila dibandingkan dengan reaksi oksidasi.
Misalnya :
 Di kolon, pigmen empedu direduksi menjadi urobilin dan urobilin nogen.
 Asam pikrat direduksi menjadi asam pikramat
 Trikloraldehid direduksi menjadi hidroquinone (Anonim, 1980)

Sifat – sifat Karbohidrat
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang dimilikinya, seperti gugus – OH, gugus aldehida dan gugus keton. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa karena adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini digunakan untuk identifikasi karbohidrat dan tampak pada reaksi ion – ion logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag++.
Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi katabolisme dan anabolisme. Tujuan katabolisme karbohidrat adalah untuk mendapatkan energi yang tersimpan dalam senyawanya. Energi yang dihasilkan biasanya di simpan lagi dalam senyawa energi tinggi sebelum digunakan. Sementara anabolisme karbohidrat bertujuan untuk memasok karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrien utama yang dibuat dari senyawa – senyawa yang amat sederhana seperti CO2 atau senyawa lainnya (Toha, 2006).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak larut dalam air.
Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bla dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk kolid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa.
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan, pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glikogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glicogenolisis.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan -naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur uji ini dikenal dengan uji molish (Yazid, 2006).

Struktur Kimia
Karbohdirat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rasio hidrogen terhadap oksigen normalnya adalah 2 : 1, senyawa tersebut mengandung beberapa rantai ”unit gula” atau ”sakarida”, yang masing – masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau karbon dengan atau hidrogen dan oksigen yan gmelekat padanya baik sendiri – sendiri ataupun dalam kelompok.
Sumber Utama
Sumber utama karbohidrat dalam diet normal manusia adalah sukrosa (gula tebu) dan laktosa (gula susu). Keduanya memiliki rumus kimia C12H22O11 – dan zat tepung, yang merupakan karbohidrat kompleks yang dapat ditemukan dalam semua makanan, terutama gandum dan makanan yang dibuat dari tumbuhan tersebut seperti roti, kue dan serat. Karbohdirat lain yang dimakan (dalam jumlah yang sangat terbatas) mencakup glikogen, pektin, dan dekstrin. Beberapa senyawa yang rasio H : O nya tidak sebesar 2 : 1 dan juga dimakan dalam jumlah yang terbatas oleh alkohol, asam laktat dan asam piruvat.
Kelas
Kelas karbohidrat yang akan kita bahas mencakup :
 Monosakarida ”mono” berarti ”satu” dan kata ”sakarida” mengacu pada gula, dengan demikian monosakarida adalah gula sederhana dengan satu unit gula dalam setiap molekulnya. Monosakarida merupakan satu – satunya karbohidrat yang dapat diabsorpsi langsung melalui dinding saluran gastrointestiral. Karbohidrat yang lain harus diurai dahulu menjadi satu atau beberapa monosakarida berikut sebelum diabsorpsi.
– Glukosa (dekstrosa), yang ada secara alami dalam makanan, dan juga dibentuk oleh tubuh dan merupakan bentuk pilihan sumber energi tubuh.
– Fruktosa didapat dari buah – buahan dan madu
– Galaktosa, yang tidak ada dalam makanan tetapi dihasilkan dari laktosa (Cree, 2005).



BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
– Hot plate
– Sendok
– Pipet tetes
– Erlenmeyer
– Magnetik stirer
– 7 tabung reaksi
– Pipet volume
– Sarung tangan (lateks)
– Spatula
– Stopwatch, jam

3.1.2 Bahan
– Tissue
– Kacang tanah
– Kacang buncis
– Larutan glukosa
– Larutan amilum
– Larutan fruktosa
– Larutan sukrosa
– Larutan H2SO4
– Larutan I2
– Aquadest
– Larutan HCl pekat
– Larutan Molish
– Larutan fehling

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Uji Molish
– Disiapkan tabung reaksi 2 buah
– Dimasukkan 2 tetes pereaksi molish pada masing – masing tabung
– Ditambahkan 1 ml larutan H2SO4 pada masing – masing tabung reaksi
– Diamati perubahannya

3.2.2 Uji Iodium
– Disiapkan 2 tabung reaksi
– Dimasukkan pada masing – masing tabung reaksi 1 pipet amilum dan 1 pipet glukosa
– Ditambahkan I2
– Diamati perubahan yang terjadi

3.2.3 Uji Fehling
– Disiapkan 2 tabung reaksi
– Di isi pada tiap – tiap tabung 1 pipet fruktosa dan sukrosa
– Ditambahkan larutan fehling sebanyak 10 tetes dengan menggunakan pipet tetes
– Di amati perubahan yang terjadi

3.2.4 Hidrolisis Polisakarida
– Dimasukkan 2 sendok tepung kacang tanah ke dalam beaker glass
– Dilarutkan dengan menggunakan 130 ml air
– Ditambahkan 3 ml HCl pekat
– Diamsukkan magnetik stirer dan campuran diaduk
– Dipanaskan hingga campuran sampel mendidih
– Diambil setiap 3 menit campuran tersebut sebanyak 1 pipet.
– Diamsukkan ke dalam tabung reaksi
– Di uji dengan iodium ditambah 2 tetes
– Diulangi hingga tidak terjadi perubahan warna pada campuran setiap 3 menit
– Dicatat waktu yang digunakan hingga tidak terjadi perubahan warna lagi.
– Diulangi prosedur diatas dengan mengganti tepung kacang tanah dengan tepung kacang buncis.

3.3 Flow Sheet
a. Glukosa + Molish

Ditambahkan

Ditambahkan

Hasil


b. Amilum + Molish

Ditambahkan

Ditambahkan

Hasil

c. Fruktosa + Molish

Ditambahkan
Ditambahkan
Hasil
3.3.2 Uji Iodium
a. Amilum + I2 b. Glukosa + I2

Ditambahkan Ditambahkan


Hasil Hasil


3.3.3 Uji Fehling
a. Fruktosa + fehling (A+B) b. Sukrosa+ fehling)


Ditambahkan Ditambahkan

Hasil Hasil
3.3.4 Hidrolisis Polisakarida
a. Sampel tepung kacang tanah



Dilarutkan dalam

Ditambahkan

Dipanaskan setiap 3 menit diambil 1 pipet
Dimasukkan ke

Ditambahkan

Diamati, 3 menit pertama

Diamati 21 menit terakhir


b. Sampel tepung kacang buncis

Dilarutkan dalam

Ditambahkan

Dipanaskan, diambil 1 pipet setiap 3 menit
Dimasukkan ke

Ditambahkan


Diamati, 3 menit pertama


Diamati 21 menit terakhir


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1






2



3



4


Uji Molish
a. pipet sampel + 2 pipet pereaksi molish
1. Glukosa + molish + 1 ml H2SO4
2. Amilum + molish + 1 ml H2SO4
3. Fruktosa + molish + 1 ml H2SO4

Uji Iodium
a. 1 pipet amilum + 3 tetes I2
b. 1 pipet glukosa + 3 tetes I2

Uji fehling
a. Fruktosa 1 pipet + fehling 10 tetes
b. Sukrosa 1 pipet + fehling 10 tetes

Hidrolisis Polisakarida
a. 2 sendok sampel (tepung kacang tanah) + 150 ml air + HCl pekat 3 ml (dipanaskan) 3 menit + I2 2 tetes.

b. 2 sendok sampel (tepung kacang buncis) + 150 ml air + HCl pekat 3 ml (dipanaskan) 3 menit + I2 2 tetes.


– Reaksi terbentuknya cincin ungu
– Reaksi terbentuknya cincin ungu
– Reaksi terbentuknya cincin ungu


– Reaksi ungu tua (pekat)
– Tidak bereaksi (orange)


– Endapan merah bata (5 menit)
– Endapan merah bata (5 menit)


– menit larutan + I2  biru
– menit larutan + I2  coklat



– menit larutan + I2  coklat
– 33 menit larutan + I2  ungu tua

Reaksi
Amilum + I2


Reaksi Polisakarida + HCl



Reaksi Molish


Maltosa + Pereaksi Molish





Reaksi Fehling (A + B) + Fruktosa



Glukosa + amilum


4.2 Pembahasan
Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen memiliki kperbandingan 2 : 1 seperti molekul air, misalnya glukosa 12 : 6 atau 2 : 1; Sukorosa 22 : 11 atau 2 : 1. Karena perbandingan tersebut orang dahulunya menduga karbohidrat merupakan penggabungan dari ”karbon” dan ”hidrat atau air” sehingga molekul ini disebut karbohidrat (Toha, 2001).
Pengertian karbohidrat dari referensi lain yaitu senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan (berasal dari bahasa Latin Saccharum : gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H, dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6 (Yazid, 2006)
Klasifikasi karbohidrat dari referensi yang saya dapatkan dari rumus karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer – monomer, berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Monosakarida merupakan suatu karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa
Dari literatur buku yang lain, monosakarida merupakan senaywa karbohdirat yang paling sederhanat yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Beberapa monosakarida mempunyai rumus kimia (CH2O)n dimana n = 3 atau turunan aldehida, maka monosakarida tersebut dinamakan aldosa. Dan bila gugusnya merupakan turunan keton maka monosakarida tersebut dinamakan ketosa. Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah gliseraldehida, sedangkan monosakarida ketosa yang paling sederhana adalah dihidroksiaseton (Toha, 2001).
2. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihirolisis menjadi monosakarida yang terpenting adalah sukrosa, maltosa dan laktosa (Yazid, 2006)
Dari referensi lain yang didapatan, oligosakarida, karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh monosakarida digolongkan dalam kelompok oligoserida, termasuk kelompok oligosakarida adalah disakarida, trisakarida, dan seterusnya sesuai dengan jumlah satuan monosakaridanya. Olisakarida yang paling banyak di alam ialah disakarida. Molekul ini terdiri atas dua satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Disakarida yang dikenal diantaranya adalah sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum), laktosa (gula susu) dan Selobiosa. Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama (C12H22O11) tetapi struktur molekulnya berbeda (Toha, 2001).
3. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh : amilum, glikogen, dekstrin dan sellulosa (Yazid, 2006)
Dari referensi lain, polisakarida merupakan karbohidrat bentuk polimer dari satuan monosakarida yang sangat panjang. Polisakarida berfungsi sebagai : bahan bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat spesifik. Contoh polisakarida bahan bangunan adalah selulosa yang memberikan kekuatan pada kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin, komponen struktur kerangka luar serangga. Polisakarida nutrisi yang lazim adalah pati (Starch pada padi dan kentang) dan glikogen pada hewan. Contoh polisakarida zat spesifik adalah heparin yang berfungsi mencegah koagulasi darah (Toha, 2001).
Untuk kandungan dari sampel kacang tanah dan kacang buncis dari suatu referensi yang saya jumpai adalah sebagai berikut L
 Kandungan kacang tanah
– Vitamin A, B, B2 dan protein
– Tiamin
– Ribosom
– Fosfor
– Zat besi
– Potassium folat
– Magnesium
– Mangan
– Kalori
– Sodium
– Karbohidrat
– Kalsium

 Kandungan kacang buncis dalam 100 gram berat
Protein 2,4 gr
Lemak 0,2 gr
 Karbohidrat 7,7 gr  kandungan yang terbanyak
Kalsium 6,5 mg
Zat besi 1,1 mg

Prinsip – prinsip dalam praktikum ini sesuai dengan literatur yang saya dapatkan adalah sebagai berikut :
a. Uji molish pada dasarnya ingin membuktikan adanya karbohidrat dengan cara pengerjaan yang kualitatif, prosesnya yaitu karbohidrat oleh asam organik pekat (HCl) akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metil furfural. Pereaksi molish yang terdiri atas -naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
b. Uji fehling atau benedict pada dasarnya ingin membuktikan adanya gula reduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
c. Uji Iodium pada dasarnya ingin membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Dengan penambahan Iodium diharapkan polisakaridaakan membentuk kompleks adsorpsi berwarna spesifik seperti coklat.
d. Uji hidrolisis polisakarida pada dasarnya ingin melakukan identifikasi hasil hidrolisis dari suatu bahan atau sampel dengan cara pemanasan yang berkala.

Hasil pengamatan untuk hidrolisis polisakarida
 Untuk sampel kacang tanah (150 ml air + HCl 3 ml) (dipanaskan dengan durasi 3 menit lalu ditambah I2 2 tetes :
Selang waktu Hasil
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
18 menit
21 menit Warna biru
Warna biru
Warna biru
Warna hitam
Warna hitam
Warna coklat tua
Warna coklat muda




 Sampel kacang buncis
Selang waktu Hasil
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
18 menit Coklat
Hitam
Ungu tua
Ungu tua
Ungu tua
Ungu tua


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
– Karbohidrat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Ketiga klasifikasi karbohdirat ini didasarkan pada satuan monomer dari monosakarida dan tersusun berdasarkan atas masing – masing atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa ataupun ketosa.
– Pengujian kandungan karbohidrat pada suatu sampel dapat dilakukan dalam beberapa cara uji sebagai berikut :
a. Pengujian molish memiliki tujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif
b. Pengujian iodium (iod) mempunyai tujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum, dekstrin dan glikogen)
c. Pengujian hidrolisis polisakarida memiliki tujuan mengidentifikasi hasil hidrolisis polisakarida
d. Pengujian fehling mempunyai tujuan membuktikan adanya gula reduksi
– Sifat – sifat karbohidrat secara umum :
a. Amilum apabila dengan air dingin maka akan tersuspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta
b. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan.

5.2 Saran
– Hendaknya daam praktikum selanjutnya kita mencoba uji penghidrolisisan disakarida sesuai yang tertera pada modul (Penuntun Praktikum).
– Hendaknya juga kita melakukan penghidrolisisan pati sehinggat kita mengetahui kandungan karbohidrat dari makanan yang kita konsumsi sehari – hari.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia : Jakarta
Cree, Laurie, 2005. Sains dalam Keperawatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Toha, Abdul, Hamid, H. 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Alfabeta : Bandung
Yazid, Eisten, 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. C.V Andi Offset : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar